Sifat-Sifat Logaritma

Pada pembahasan ini kita akan belajar mengenai sifat-sifat logaritma. Oleh karena itu, setelah mempelajari topik ini, diharapkan nanti kita dapat:

Sampul

Sifat-Sifat Logaritma

Kita telah mengetahui bahwa fungsi logaritma dengan basis a merupakan fungsi invers dari fungsi eksponensial dengan basis a. Sehingga, logis jika sifat-sifat eksponen berkorespondensi dengan sifat-sifat logaritma. Misalkan, sifat eksponensial auav = au + v berkorespondensi dengan sifat logaritma loga(uv) = loga u + loga v.


Sifat-Sifat Logaritma

Misalkan a adalah bilangan positif sedemikian sehingga a ≠ 1, dan misalkan n adalah bilangan real. Jika u dan v adalah bilangan real positif, maka sifat-sifat berikut ini benar.

  1. loga(uv) = loga u + loga v (Sifat Perkalian)
  2. loga(u/v) = loga u – loga v (Sifat Pembagian)
  3. loga un = n loga u (Sifat Perpangkatan)

Pembuktian Kita menggunakan sifat fungsi invers, yaitu loga ax = x.

Sifat 1 Misalkan loga u = x dan loga v = y. Jika kita menuliskan bentuk ini ke dalam bentuk eksponensial, kita mendapatkan

Bukti 1 Bentuk Eksponen

Sehingga,

Bukti 1 Bentuk Logaritma

Sifat 2 Dengan menggunakan Sifat 1, kita peroleh

Bukti 2 Log u

Sehingga,

Bukti 2 Log Pembagian

Sifat 3 Misalkan loga u = x. Maka ax = u, sehingga

Bukti 3


Contoh 1: Menggunakan Sifat-Sifat Logaritma

Tentukan nilai dari masing-masing bentuk berikut ini.

  1. log4 2 + log4 32
  2. log2 80 – log2 5
  3. –1/3 log 8

Pembahasan Pertama, kita tentukan nilai log4 2 + log4 32 seperti berikut.

Contoh 1-1

Selanjutnya, kita gunakan Sifat 2 untuk menyelesaikan soal yang kedua.

Contoh 1-2

Terakhir, kita gunakan Sifat 3 untuk menentukan nilai bentuk logaritma pada soal ketiga.

Contoh 1-3

Dipublikasi di Aljabar, Kelas X, Materi SMA, Topik Matematika | Tag , , , , , , | 2 Komentar

Fungsi Logaritma dan Grafiknya

Pada pembahasan ini kita akan mempelajari invers fungsi eksponensial. Oleh karena itu, setelah mempelajari hal tersebut, kita akan bisa:

Sampul

Fungsi Logaritma

Setiap fungsi eksponensial f(x) = ax, dengan a > 0 dan a ≠ 1, merupakan fungsi korespondensi satu-satu. Hal ini dapat dilihat dengan menggunakan Uji Garis Horizontal (lihat Gambar 1 untuk kasus a > 1). Oleh karena itu fungsi eksponensial memiliki fungsi invers. Fungsi invers tersebut dinamakan fungsi logaritma dengan basis a dan dinotasikan dengan loga.

Gambar 1

Fungsi invers f–1 didefinisikan sebagai

Fungsi Invers

Definisi ini akan membawa kita kepada definisi fungsi logaritma berikut ini.


Definisi Fungsi Logaritma

Misalkan a adalah bilangan positif dengan a ≠ 1. Fungsi logaritma dengan basis a, yang dinotasikan dengan loga, didefinisikan dengan

Definisi Logaritma

Sehingga loga x merupakan pangkat dari a untuk menjadi x.


Ketika kita menggunakan definisi logaritma untuk mengganti bentuk logaritma loga x = y menjadi bentuk eksponensial ay = x, atau sebaliknya, perhatikan bahwa dalam kedua bentuk ini, basisnya tetap sama.

Bentuk Logaritma

Contoh 1: Bentuk Logaritma dan Eksponensial

Bentuk logaritma dan eksponensial merupakan persamaan-persamaan yang ekuivalen: Jika bentuk yang satu benar, maka bentuk yang lainnya juga benar. Sehingga kita dapat mengubah bentuk logaritma menjadi bentuk eksponensial, atau sebaliknya, seperti ilustrasi berikut.

Contoh 1

Dipublikasi di Aljabar, Kelas X, Materi SMA, Topik Matematika | Tag , , , , , , , | 9 Komentar

Fungsi Eksponensial dan Grafiknya

Pada pembahasan ini kita akan mempelajari fungsi eksponensial. Misalnya,

Contoh Fungsi Eksponensial

merupakan fungsi eksponensial yang memiliki basis 2. Perhatikan bahwa fungsi ini naik/bertambah dengan sangat cepat.

Nilai Fungsi f

Jika kita bandingkan fungsi ini dengan fungsi g(x) = x² yang menghasilkan g(30) = 900, kita dapat melihat bahwa jika variabel fungsi berada dalam eksponen, maka perubahan kecil pada variabel akan menyebabkan perubahan yang dramatis dalam nilai fungsi.

Sampul

Secara garis besar, kita nanti akan mempelajari empat hal sebagai berikut:

Fungsi Eksponensial

Untuk mempelajari fungsi eksponensial, pertama kita harus mendefinisikan apa yang dimaksud dengan bentuk eksponensial ax dengan x adalah sebarang bilangan real. Dalam pembahasan ini kita sudah tahu definisi ax untuk a > 0 dan x adalah bilangan rasional, yaitu

Pangkat Rasional

Akan tetapi bagaimana jika x adalah bilangan irasional? Berapakah nilai dari 5√3 atau 2π? Untuk mendefinisikan ax ketika x adalah bilangan irasional, kita dekati x dengan menggunakan bilangan rasional.

Misalkan, karena

Akar Tiga

merupakan bilangan irasional, kita dapat mendekati a√3 dengan barisan pangkat bilangan rasional berikut:

Barisan

Secara intuitif, kita dapat melihat bahwa pangkat rasional dari a akan mendekat dan terus mendekat ke a√3. Dapat ditunjukkan dengan menggunakan matematika lanjut bahwa terdapat tepat satu bilangan yang didekati oleh barisan tersebut. Kita definisikan a√3 sebagai bilangan ini.

Misalkan, dengan menggunakan kalkulator, kita dapat menghitung

Lima Pangkat Akar Tiga

Semakin banyak desimal yang kita gunakan untuk menentukan √3 dalam perhitungan, maka kita akan mendapatkan pendekatan yang semakin baik.


Definisi Fungsi Eksponensial

Fungsi eksponensial f dengan basis a dinotasikan dengan

Fungsi Eksponensial

di mana a > 0, a ≠ 1, dan x merupakan sebarang bilangan real.


Kita menganggap bahwa a ≠ 1 karena fungsi f(x) = 1x = 1 merupakan fungsi konstan. Berikut ini beberapa contoh fungsi eksponensial:

Contoh Fungsi-fungsi Eksponensial

Contoh 1: Menentukan Nilai Fungsi Eksponensial

Gunakan kalkulator untuk menentukan nilai masing-masing fungsi berikut pada x yang diberikan.

  1. f(x) = 2x pada x = –3,1
  2. f(x) = 2x pada x = π
  3. f(x) = 0,6x pada x = 3/2.

Pembahasan

  1. f(–3,1) = 2–3,1 ≈ 0,1166291
  2. f(π) = 2–π ≈ 0,1133147
  3. f(3/2) = (0,6)3/2 = 0,4647580

Ketika menghitung nilai fungsi eksponensial dengan menggunakan kalkulator, selalu ingat untuk menutup eksponen yang berbentuk pecahan dalam tanda kurung. Hal ini dikarenakan kalkulator mengikuti urutan operasi, dan tanda kurung sangat penting untuk mendapatkan hasil yang benar.

Dipublikasi di Aljabar, Kelas X, Materi SMA, Topik Matematika | Tag , , , , , , , , | 20 Komentar

Sistem Persamaan Linear dan Kuadrat Dua Variabel (SPLKDV)

Pada pembahasan ini kita akan mempelajari dua hal mengenai sistem persamaan linear dan kuadrat dalam dua variabel, yaitu:

Sampul

Metode Substitusi

Banyak permasalahan dalam bidang sains, bisnis, dan teknik yang melibatkan dua atau lebih persamaan dalam dua atau lebih variabel. Untuk menyelesaikan permasalahan seperti ini, kita harus menemukan selesaian-selesaian dari sistem persamaan. Berikut ini contoh sistem persamaan dalam dua variabel.

Sistem Persamaan

Selesaian dari sistem ini merupakan pasangan berurutan yang memenuhi masing-masing persamaan dalam sistem tersebut. Proses dalam menemukan himpunan semua selesaian ini disebut menyelesaikan sistem persamaan. Misalkan, pasangan berurutan (–1, 3) merupakan salah satu selesaian dari sistem ini. Untuk menguji hal ini, kita substitusi –1 ke x dan 3 ke y dalam masing-masing persamaan.

Menguji (–1, 3) ke dalam Persamaan 1 dan Persamaan 2:

Uji Selesaian

Di sini kita akan mempelajari dua cara dalam menyelesaikan sistem persamaan linear dan kuadrat dua variabel. Kita mulai dengan metode substitusi.


Metode Substitusi

  1. Selesaikan satu persamaan, sehingga satu variabel pada persamaan tersebut dinyatakan ke dalam bentuk variabel lainnya.
  2. Substitusi bentuk yang didapatkan dalam Langkah 1 ke dalam persamaan lainnya untuk mendapatkan persamaan dalam satu variabel.
  3. Selesaikan persamaan yang diperoleh pada Langkah 2.
  4. Substitusi balik nilai yang didapatkan pada Langkah 3 ke dalam persamaan yang diperoleh pada Langkah 1 untuk menemukan nilai variabel lainnya.
  5. Uji selesaian ini apakah memenuhi masing-masing persamaan dalam sistem.

Contoh 1: Menyelesaikan Sistem Persamaan dengan Substitusi

Selesaikan sistem persamaan berikut.

Contoh 1

Pembahasan Pertama, kita selesaikan Persamaan 2 ke dalam y.

Contoh 1 Persamaan y

Selanjutnya, substitusi bentuk ini ke dalam Persamaan 1 dan selesaikan persamaan dalam satu variabel yang dihasilkan.

Contoh 1 Menyelesaikan x

Selesaikan y dengan mensubstitusi balik x = 4/3 dan x = –2 ke dalam persamaan y = 2x + 1, untuk mendapatkan

Contoh 1 Menyelesaikan y

Selesaian dari sistem persamaan ini adalah pasangan-pasangan berurutan

Contoh 1 Selesaian

Baca lebih lanjut

Dipublikasi di Aljabar, Kelas X, Materi SMA | Tag , , , , , , , , , | 10 Komentar

Sistem Pertidaksamaan

Pada pembahasan ini, kita akan belajar mengenai tiga hal berikut:

Susu dan Buah

Grafik dari Suatu Pertidaksamaan

Pernyataan-pernyataan

Contoh Pertidaksamaan

merupakan pertidaksamaan-pertidaksamaan dalam dua variabel. Pasangan berurutan (a, b) merupakan selesaian dari suatu pertidaksamaan dalam x dan y jika pertidaksamaan tersebut bernilai benar setelah a dan b secara berturut-turut disubstitusi ke x dan y. Grafik dari suatu pertidaksamaan merupakan kumpulan semua selesaian pertidaksamaan tersebut. Untuk mensketsa grafik suatu pertidaksamaan, kita mulai dengan mensketsa grafik dari persamaan yang bersesuaian. Grafik suatu persamaan biasanya akan membagi bidang menjadi dua daerah atau lebih. Pada masing-masing daerah yang terbentuk, satu dari pernyataan berikut harus benar.

  1. Semua titik dalam daerah tersebut merupakan selesaian dari pertidaksamaan yang diberikan.
  2. Tidak ada titik dalam daerah tersebut yang menjadi selesaian pertidaksamaan yang diberikan.

Sehingga, kita dapat menentukan apakah titik-titik dalam suatu daerah memenuhi pertidaksamaan dengan hanya menguji satu titik dalam daerah tersebut.


Mensketsa Grafik Suatu Pertidaksamaan dalam Dua Variabel

  1. Ganti tanda pertidaksamaan dengan tanda sama dengan dan kemudian sketsa grafik dari persamaan yang dihasilkan. (Gunakan garis putus-putus untuk < atau > dan garis padat untuk ≤ dan ≥).
  2. Uji satu titik dalam masing-masing daerah yang dibentuk oleh grafik pada Langkah 1. Jika titik tersebut memenuhi pertidaksamaan, maka arsirlah daerah tersebut untuk menunjukkan bahwa setiap titik dalam daerah tersebut memenuhi pertidaksamaan.

Contoh 1: Mensketsa Grafik Suatu Pertidaksamaan

Sketsalah grafik yx² – 1.

Pembahasan Pertama, kita sketsa grafik persamaan y = x² – 1, yang merupakan parabola, seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 1.

Gambar 1

Selanjutnya kita uji satu titik di atas parabola, misalkan (0, 0), dan satu titik di bawah parabola, misalkan (0, –2).

Contoh 1 Uji Titik

Titik-titik yang memenuhi pertidaksamaan yang diberikan merupakan titik-titik yang terletak di atas (atau pada) parabola.

Catatan Hati-hati ketika kita mensketsa grafik suatu pertidaksamaan dalam dua variabel. Garis putus-putus berarti bahwa semua titik pada garis atau kurva bukan merupakan selesaian. Garis padat berarti bahwa semua titik pada garis atau kurva merupakan selesaian dari pertidaksamaan yang diberikan.

Dipublikasi di Aljabar, Kelas X, Materi SMA, Topik Matematika | Tag , , , , , , , , , , | Meninggalkan komentar